Dalam suatu jaringan LAN berskala besar dimana anda mempunyai banyak server dan data yang disimpan dimasing-2 server sangat besar dan jika ditotal bisa mencapai ratusan Gigabyte sampai Terabyte, maka akan sangat tidak mungkin anda menggunakan backup drive yang berkapasitas kecil di masing-2 server. Untuk itu anda membutuhkan backup drive terpusat yang bisa mem-backup semua server dalam satu kali jalan, yaitu backup lewat jaringan.
Jika dalam salah satu server anda terdapat data sebesar sekitar 500 MB yang harus anda backup secara regular, baik daily, weekly, maupun monthly, sementara backup drive anda hanya mampu menyimpan sekitar 300 MB – maka itu berarti anda harus mengganti tape dua kali untuk melakukan full-backup setidaknya seminggu sekali dan tiap akhir bulan. Itu baru satu server, kalau ada 5 server data gimana…anda harus tidur dikantor agar bisa meng-ganti-2 tape di masing-2 server. Untuk itulah anda memerlukan piranti backup yang berkapasitas besar dan bisa memuat beberapa tape sekaligus dan berjalan automatis melakukan backup lewat jaringan. Sebut saja Autoloader dari HP yang bisa memuat sampai 8 tape atau kelas diatasnya dimana satu tape bisa menyimpan data sampai 300 Mb atau lebih.
Untuk itu semua server anda harus berada pada backbone dengan media Gigabit dimana NIC dari server anda adalah Gigabit Ethernet dan piranti Switch dimana semua server terhubung juga Gigabit Switch dan kabel jaringannya pun harus yang Cat 5e atau fiber optic. Hal ini sangat memungkinkan anda melakukan backup terpusat ke suatu piranti backup autoloader lewat jaringan. Jika backup lewat jaringan dengan menggunakan media transmisi fast Ethernet 100 Mbps, maka akan membutuhkan waktu yang sangat lama sekali untuk menyelesaikan data backup ber-ratus-2 Giga apalagi sampai Tera dan bisa jadi sampai sore berikutnya baru selesai. Hal ini tidak boleh terjadi, anda harus bisa menghitung antara kecepatan backup piranti backup ini dengan total data yang harus di backup dan kapasitas transfer rate media jaringan.
Backup lewat jaringan pada umumnya memerlukan architecture software Client-Server. Satu server dimana piranti backup terhubung memerlukan software server backup. Untuk setiap server yang akan dibackup lewat jaringan juga harus di-install client backup software. Sebut saja software backup corporate yang sering dipakai adalah Veritas, dan bagusnya Veritas ini bisa untegrasi dengan system active directory anda. Jika anda mempunyai Exchange server yang harus dibackup maka anda harus membeli license backup agent untuk Exchange, begitu juga jika anda mempunyai SQL server anda juga memerlukan SQL backup agent license.
Strategy backup lewat jaringan
Pada normalnya ada 4 macam strategy backup lewat jaringan yang bisa anda terapkan dalam organisasi anda.
1. Normal Backup
Semua file dan directory yang dipilih akan dibackup. Attribute archive akan dihapus. Strategy Normal backup tidak menggunakan “attribute archive” untuk memilih file yang akan dibackup, semua file yang telah dipilih akan dibackup dan ditratsfer ke media tujuan backup lewat jaringan baik yang beratribute “archive” atau tidak. Bagaimana anda mengetahui bahwa suatu file ber-atribute “archive” atau tidak? Klik kanan file anda dan pilih Property – kemudian klik tombol Advance, disana anda akan melihat attribute suatu file apakah dia “file is ready for archiving” atau tidak seperti pada gambar dibawah ini.
Semua jenis strategy backup dimulai dari Normal Backup yang merupakan tanda suatu baseline, memasukkan semua file backup kedalam suatu “backup job”.
2. Incremental Backup
Dalam strategy Incremental, semua file yang ber-atribute “archive” akan dibackup. Kemudian setelah di backup, attribute “archive” dihilangkan. Semua file yang di tandai “archive” ditransfer ke media tujuan backup baru kemudian tanda “archive” dihilangkan. Jika anda melakukan Incremental backup sehari setelah suatu Normal backup dilakukan, maka job backup akan mem-backup semua file yang dibuat atau dimodifikasi pada hari itu saja. Sama juga jika anda melakukan Incremental backup sehari setelah anda melakukan Incremental backup, maka file yang dibackup adalah semua file yang dibuat dan berubah pada hari setelah dilakukan Incremental backup.
3. Differential Backup
Semua file yang di set attribute “archive” akan dibackup , akan tetapi attribute “archive” ini tidak dihapus setelah selesai di backup. Karena strategy backup differential ini menggunakan attribute “archive”, job backup yang hanya mencakup files yang dibuat atau file yang diubah setelah dilakukannya backup normal atau backup incremental. Differential backup tidak menghapus attribute “archive”, makanya jika anda melakukan differential backup dua hari berturut-2 maka anda akan mem-backup file yang sudah anda backup pada backup pertama dan juga file yang berubah dan dibuat setelah backup petama tadi dihari kedua. Sebagai akibatnya, strategy backup differential cenderung lebih besar dan membutuhkan waktu yang lebih lama disbanding strategy Incremental backup, akan tetapi kurang dibandinh strategy Normal backup.
4. Copy Backup
Semua file dan folder yang dipilih akan dibackup. Strategy Copy backup ini tidak menggunakan attribute “archive” atau menghapusnya. Strategy Copy backup ini tidak dipakai pada backup yang dischedule atau backup pada umumnya. Sebaliknya strategy Copy backup ini dipakai untuk memindah data antara dua system atau untuk mem-backup suatu copy archive data pada suatu waktu tanpa harus mengganggu procedure jadwal backup yang sudah disetup.
Backup lewat jaringan dengan strategy yang tepat sangat dibutuhkan sebagai salah satu upaya untuk menghadapi suatu Disaster – suatu bencana dalam system anda, sebagai salah satu upaya Disaster Recovery Planning dalam kelangsungan bisnis anda.
Jauh hari pada saat anda membuat design jaringan anda pun harus sudah mengantisipasi urgensi kebutuhan backup lewat jaringan dalam perkembangan bisnis anda kedepan.
No comments:
Post a Comment